Jakarta,
Kemendikbud --- Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan upaya peningkatan kompetensi
guru. Tahun ini, upaya tersebut diawali dengan melakukan pemetaan
melalui uji kompetensi guru (UKG). Sejalan dengan itu, beberapa
pemerintah daerah juga memiliki program khusus dalam peningkatan
kualitas guru, salah satunya Pemerintah Kota Surabaya melalui Program
Pemetaan dan Penguatan Kompetensi Guru (P2KG).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, mengatakan setelah
dilakukan pemetaan terhadap kompetensi guru melalui Program Pemetaan dan
Penguatan Kompetensi Guru (P2KG), tahap selanjutnya adalah
pendampingan. Dalam tahap pendampingan ini, Dinas Pendidikan Kota
Surabaya melibatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan perguruan
tinggi, yaitu Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
“Jadi ketika pertemuan MGMP, kita sudah punya temanya. Misalnya
pertemuan minggu ini untuk guru-guru matematika yang khusus memiliki
masalah atau kekurangan dalam materi tentang integral. Nanti ada pelatih
dan pembina yang akan membantu membahas masalah integral. Lalu
pertemuan berikutnya misalnya mengenai materi eksponen,” kata Ikhsan
usai meninjau pelaksanaan uji kompetensi guru di SMPN 3 Surabaya,
beberapa waktu lalu.
Setelah guru-guru memiliki pemahaman yang lebih kuat tentang suatu
materi, tahap selanjutnya adalah tahap diskusi dengan perguruan tinggi,
yaitu Unesa. Unesa akan mengirimkan dosen-dosennya untuk mendampingi
guru-guru yang telah melewati tahap pemetaan dan pendalaman materi di
forum MGMP.
“Diharapkan dengan pola yang kita pakai itu bisa mendukung UKG. Kami
sudah punya pola pendampingan guru-guru seperti tadi. Nanti gurunya
lebih menguasai pelajaran atau materinya, mengajar anak lebih baik,
anaknya juga labih menguasai, dan prestasi anak meningkat. Itu manfaat
untuk anak. Kalau guru kan manfaatnya bisa menjalani UKG dengan baik,
program sertifikasi lancar, dan tunjangan profesi guru juga lancar,”
tutur Ikhsan.
Dalam pelatihan, guru-guru juga akan mendapatkan materi tambahan
mengenai kurikulum antinarkotika, UU perlindungan anak, lingkungan ,
wawasan kebangsaan, nasionalisme, juga mengenai karya tulis ilmiah.
Ikhsan mengatakan, Dinas Pendidikan Kota Surabaya menyiapkan pelatihan
untuk 35 jam. Beberapa hal yang terdapat dalam pelatihan itu juga bisa
menambah angka kredit guru, seperti penulisan karya ilmiah senilai 3
poin, pembuatan makalah senilai 2 poin, penerbitan jurnal di jurnal
nasional senilai 3 poin, dan pelatihan 35 jam itu sendiri yang senilai 1
poin.
“Jadi guru punya tabungan 9 angka kredit untuk mengurus kenaikan
pangkat. Ini program dinas pendidikan yang saya lihat nyambung dengan
program UKG dari Kemendikbud,” ujar Ikhsan. (Desliana Maulipaksi)
0 komentar:
Posting Komentar